BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Organisasi
sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi keputusan
starategis yang ditetapkan, maka mau tidak harus mengikuti atas perubahan
lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan
dalam abad 21, oleh karena itu, organisasi sebagai alat dimanifestasikan
terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu
sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol.
Hal
itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang lebih tua. Bayi itu
sangat fleksibel dan dapat memasukkan jari kakinya kedalam mulutnya, namun
gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan meningkatnya usia
kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan sifatnya yang dapat
dikontrol.
Jadi
ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah
perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan
perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti organisasi itu
dapat berubah dengan relative mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol
namun tidak fleksibel.
Oleh
karena itu, suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai
organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi
itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap ini dinamakan PRIMA dalam
daur hidup organisasi. Organisasi dalam keadaan PRIMA, benar-benar
diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar,
teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan.
Bertolak
dari pemikiran bahwa kunci organisasi yang mampu mendukung daur hidup
organisasi kedalam posisi PRIMA yang mampu diremajakan secara berkelanjutan
terletak pada faktor fleksibilitas dan kontrol, oleh karena itu pemilihan model
struktur organisasi sangat menentukan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Memberi
penjelasan mengenai besaran organisasi
2. Menjelaskan
dampak besaran terhadap kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi
3. Mengetahui
masalah khusus yang berhubungan dengan besaran organisasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Organisasi
1. Prof
Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan
seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
2. Drs.
Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
3. Prof.
Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian
kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
4. James
D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human,
association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap
bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
5. Chester
L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara
dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or
more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
6. Paul
Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan
orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into
groups, working together to achieve some common objectives).
2.2 Pengertian
Besaran Organisasi
Besaran organisasi merujuk kepada
variable dan jumlah total pegawai, karena manusia serta intrasaksinyalah yang
terstruktur sehingga mereka harus dihubungkan dengan struktur. Meskipun dapat
dikatakan bahwa berbagai ukuran besar tidak dapat saling dipertukarkan,
kebanyakan bukti menyatakan bahwa menghitung jumlah keseluruhan pegawai sama
baiknya dengan cara menghitung yang lain, dengan alas an bahwa jumlah total
berhubungan dengan ukuran lain mengenai besaran.
Misalnya suatu kajian menemukan bahwa
korelasi antara jumlah pegawai dan kekayaan organisasi adalah 78. Jumlah
pegawai juga tampaknya abash untuk rumah sakit dan sekolah tinggi. Korelasi
antara jumlah tenaga kerja di rumah sakit dan rata-rata pasien ditemukan
melampaui 96, sedangkan jumlah dosen purna waktu dan paruh waktu berkorelasi
dengan penerimaan mahasiswa baru diatas 94.
Berdasarkan kajian ini, orang dapat
menyimpulkan bahwa jumlah keseluruhan pegawai tampaknya berkorelasi sangat
tinggi dengan ukuran popular lain mengenai besaran. Dengan demikian, jumlah
karyawan dapat menjadi alat pengukur yang cukup akurat untuk organisasi.
2.3 Pendukung
Besaran Imperative
Salah satu argument paling kuat mengenai pentingnya besaran
sebagai sebuah determinan struktur dibuat oleh Peter Blau. Berdasarkan kajian
diberbagai lembaga pemerintah, universitas dan toserba ia menyimpulkan bahwa
besaran (size) adalah kondisi paling penting yang mempengaruhi struktur.
Penelitian Universitas of Aston di Inggris menemukan bahwa
besaran adalah determinan utama dari struktur. Penelitian yang dilakukan oleh
Aston Group meninjau empat puluh organisasi dan menemukan bahwa :
1.
Peningkatan besaran di hubungkan dengan
spesialisasi dan formalisasi yang besar.
2.
Peningkatan skala kegiatan akan
meningkatkan frekuensi dari kejadian yang berulang dan pengulangan keputusan,
sehingga standarisasi lebih disukai.
Salah satu kasus terkuat bagi size imperative diajukan oleh
Mayer. Mengakui bahwa hubungan antara besaran dan dimensi structural tidak
mengimplikasikan timbal balik, Ia mendesain sebuah proyek penelitian yang
memungkinkannya menarik kesimpulan mengenai timbale balik. Ia membuat kajian
longitudinal atas 194 departemen keuangan Amerika Serikat yang meliputi tingkat
kota dan Negara bagian. Ia beragumentasi bahwa dengan membandingkan organisasi
itu dalam jangka waktu tertentu, maka Ia dapat menentukan rangkaian waktu bagi
variable-variabel. Artinya meskipun besaran struktur didapatkan saling
berhubungan diantara sekelompok organisasi pada waktu tertentu, hanya analisis
longitudinal-lah yang akan memungkinkan dihapuskannya hipotesis kebalikan yang
menyatakan bahwa struktur menyebabkan besaran.
Penemuan Mayer mengakibatkan, Ia berkesimpulan bahwa kita
tidak dapat meremehkan dampak dari besaran terhadap karekteristik lain dari
organisasi. Khususnya Ia menemukan bahwa efek besaran akan terlihat
dimana-mana, bahwa hubungannya searah dan bahwa dampak variable lain yang
kelihatannya mempengaruhi struktur akan menghilang jika besaran tersebut
dikontrol.
2.4 Kritik Terhadap Size Imperative
Dalam kajian independen memperlihatkan bahwa besaran
tidak mempunyai dampak atau hanya berdampak minimal terhadap struktur. Akhirnya
ada bukti sementara yang member indikasi bahwa besaran mempengaruhi struktur
hanya pada organisasi yang mempunyai manajer yang professional namun bukan
diantara organisasi yang dikontrol oleh pemilik.
Chris Argyris yang menganalisis data Blau,
mempertanyakan ukuran-ukurannya dan menyatakan bahwa organisasi pemerintah
adalah khas. Ia mencatat bahwa organisasi pemerintahan mempunyai keterbatasan
anggaran, batasan geografis yang jelas, jumlah staf yang pada dasarnya
ditetapkan sebelumnya dan dipengaruhi oleh peraturan. Ia juga mengakui peran
kebebasan manajer, para manajer yang bekerja dikantor pemerintah mengikuti
teori manajemen tradisional tentang spesialisasi tugas, kesatuan komando,
tentang kendali dan sebagainya.
Size imperative dari Blau juga ditentang oleh Mayhew
dan kawan-kawannya, dengan menggunakan program computer yang menentukan tingkat
diferensiasi yang mungkin untuk setiap tingkat besaran. Mereka menyimpulkan
bahwa penemuan Blau mengenai hubungan antara besaran dan kompleksitas merupakan kepastian matematik jika probabilitas yang
setara ditetapkan terhadap semua kemungkinan kombinasi structural.
Penelitian kelompok Aston juga mendapatkan kritik,
Aldrich menganalisis kembali data Aston dan mengusulkan beberapa alternative
dan interprestasi yang mungkin. Aldrich mengatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai kompleksitas dan formalisasi yang tinggi secara sederhana dapat
dikatakan perlu memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja dibanding perusahaan
yang kurang terstruktur.
2.5 Hubungan Antara Besaran dengan
Struktur
Hubungan antara besaran dan struktur tidak sama,
meskipun beberapa orang telah menemukan adanya hubungan yang kuat dan mendukung
sifat kausalnya, yang lain menentang pendapat ini atas dasar metodologinya atau
menyatakan bahwa besaran merupakan konsekuensi ketimbang penyebab struktur.
Tetapi jika kita melihat penelitian itu secara lebih rinci, maka timbul pola
yang lebih jelas. Kita akan memperlihatkan bahwa besaran pasti tidak menentukan
keseluruhan desain struktur, tetapi penting untuk meramalkan beberapa dimensi struktur.
1.
Besaran dan Kompleksitas
Blau
menemukan bahwa dampak besaran terhadap kompleksitas berada pada tingkat yang
menurun. Seperti dicatat oleh Argyris, kesimpulan tersebut dapat diterapkan
hanya pada lembaga-lembaga pemerintah yang mempunyai karakteristik unik dari
kantor tenaga kerja. Penemuan Mayer pasti tidak dapat diabaikan. Meskipun juga
dibatasi hanya pada kantor pemerintahan, Ia memperlihatkan bukti kuat yang
mendukung size imperative. Kita dapat menyimpulkan untuk sementara bahwa
besaran mempengaruhi kompleksitas, tetapi pada tingkat yang menurun dalam
organisasi pemerintahan.
2.
Besaran dan Formalisasi
Penemuan
Aston mendukung pandangan bahwa besaran mempengaruhi formalisasi. Kesimpulan
Hall adalah bahwa formalisasi tidak dapat diabaikan. Peninjauan kembali secara
menyeluruh yang akhir-akgir ini dilakukan terhadap 27 kajian yang menyangkut
lebih dari 1000 organisasi menyimpulkan bahwa hubungan antara besaran dan
formalisasi sangat tinggi, positif, dan secara statistic bermakna.
3.
Besaran dan Sentralisasi
Formalisasi
akan meningkat dengan meningkatnya besaran, peraturan ini memungkinkan top
management untuk mendelegasikan pengambilan keputusan dan pada saat bersamaan
memastikan bahwa keputusan dibuat sesuai dengan keinginan top management.
Tetapi penelitian tersebut tidak jelas memperlihatkan bahwa besaran akan
mengakibatkan desentralisasi. Sebenarnya, sebuah tinjauan yang komprehensif
menyimpulkan bahwa hubungan antara besaran dan sentralisasi tidak terlalu
berbeda dari nol.
2.6 Masalah-Masalah Khusus yang
Berhubungan dengan Besaran Organisasi
Dua masalah yang ada kaitannya dengan besaran.
Pertama, pada waktu jumlah pegawai operasional meningkat, apa pengaruhnya
terhadap para pegawai administrative dan staf pendukungnya. Kedua, apakah teori
organisasi dapat diterapkan pada organisasi kecil?
1.
Perdebatan
Mengenai Komponen Administratif
Hukum Parkinson berbunyi “suatu pekerjaan berkembang
untuk mengisi waktu yang tersedia bagi penyelesainnya“. Ia beragumentasi bahwa,
paling tidak dalam pemerintahan, “tidak dibutuhkan atau hanya sedikit
dibutuhkan hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dan besarnya staf
untuk pekerjaan tersebut.”
Menurut Parkinson, jumlah pejabat dalam sebuah
organisasi dan jumlah pekerjaan yang harus dilalukan saat sekali tidak saling
berhubungan.
a.
Argumentasi Korelasi Positif
Tesis dari Parkinson mengatakan bahwa pada dasarnya
akan terdapat hubungan yang positif antara besaran organisasi dan komponen
administrative. Pada saat besaran organisasi berkembang, komponen
administrative relative bertambah secara tidak proposional.
b.
Argumentasi Korelasi Negatif
Diluar
data empiris, kelihatannya lebih masuk akal untuk mengharapkan komponen
adinistratif tersebut menurun pada saat besaran meningkat. Kita tidak
mengatakan bahwa jumlah absolute dari pegawai pendukung akan menurun tetapi
lebih banyak sebagai proporsi pada saat besaran itu meningkat. Pada saat
berkembang, organisasi tentunya membutuhkan lebih banyak manager dan staf untuk
memungkinkan koordinasi, tetapi tidak dalam proposi yang sama seperti
peningkatan besaran.
Meskipun
hubungan negatif ditemukan, disimpulkan bahwa hai ini lebih baik dijelaskan
sebagai akibat hilangnya kontrol pada tingkatan hierarki ketimbang economies of
scale dengan ukuran yang besar. Lagi pula organisasi yang dikelola oleh
pemiliknya serta kemitraan ditemukan lebih kecil kemungkinannya untuk menambah
pegawai administrasi dari pada perseroan terbatas karena jika hal tersebut
terjadi maka kekuasaan pribadi sipemilik akan berkurang.
c.
Argumentasi Curvilinear
Ada suatu bukti yang menyatakan bahwa hubungan
besaran komponen administrasi tidak linear. Tetapi merupakan curvilinear yaitu
komponen administrasinya lebih besar bagi organisasi yang lebih kecil dan lebih
besar disbanding organisasi yang sedang.Pada saat organisasi-organisasi keluar
dari kategori yang kecil mereka merasakan keuntungan dari economies of scale.
Tetapi ketika mereka menjadi besar, mereka akan kehilangan keuntungan tersebut
dan menjadi demikian kompleks sehingga membutuhkan peningkatan yang cukup
mencolok dari komponen administratifnya untuk memungkinkan koordinasi dan
control.
2.
Teori
Organisasi dan Perusahaan Kecil
Kita hidup dalam sebuah masyarakat yang didominasi
oleh perusahaan besar. Memang benar bahwa lebih dari 30 persen dari semua
organisasi di Amerika mempunyai 3 orang pegawai atau kurang dari itu, tetapi
mereka mempekerjakan kurang dari setengah 1 persen dari seluruh tenaga kerja.
Kebalikannya organisasi dengan pegawai seribu atau leih mungkin tidak banyak
jumlahnya hanya kurang lebih 8000 dari empat juta organisasi di Amerika Serikat
termasuk kategori ini, tetapi mereka mempekerjakan hampir 25 persen dari
seluruh tenaga kerja. Organisasi kecil mungkin banyak jumlahnya, namun yang
memberikan dampak terbesar terhadap masyarakat adalah organisasi besar.
Pertimbangan ini bukan tidak diketahui oleh mereka
yang mempelajari teori organisasi. Hampir semua penelitian melakukan kajiannya
atas organisasi sedang dan besar saja, yaitu yang mempunyai ratusan pegawai
atau lebih.
1.
Masalah yang Segi Kepentingannya Menurun
Semua
variabel struktural kurang begitu penting bagi seorang manejer perusahaan kecil
karena variasi pada perusahaan kecil biasanya terbatas. Perusahaan kecil
cenderung mempunyai tingkat diferensiasi horisontal, vertical, dan spatial
minimal dan kebanyakan dicirikan oleh formalisasi yang rendah dan sentralisasi
yang tinggi. Spesialisasi intern lebih sedikit, jika suatu keahlian khusus
dibutuhkan, maka itu biasanya dibeli dari luar.
Diferensiasi
vertical pada perusahaan kecil biasanya rendah dengan alasan yang jelas bahwa
struktur demikian cenderung untuk melebar. Demikan juga, diferensiasi spatial
biasanya rendah karena perusahaan kecil tidak menyebarkan aktivitas mereka
secara luas. Anda juga akan menemukan formalisasi yang rendah pada perusahaan
kecil. Manajer perusahaan kecil mempunyai control, tetapi biasanya bukan
melalui formalisasi. Sebagian dari control tersebut diperoleh dengan memegang
kendali pengambilan keputusan, artinya anda dapat memperkirakan bahwa
kebanyakan perusahaan kecil akan dicirikan oleh pengambilan keputusan yang
disentralisasi.
2.
Masalah yang Segi Kepentingannya
Meningkat
Masalah
teori organisasi yang lebih penting bagi perusahaan kecil adalah control dan
pertanggungjawaban, efisiensi, dan ketergantungan terhadap lingkungan. Pemilik
perusahaan kecil seringkali bersedia menerima imbalan terhadap kontrol dan
pertanggungjawaban. Sebagai pengganti formalisasi, Ia cenderung untuk melakukan
kontrol melalui pengawasan dan observasi langsung. Manajer perusahaan kecil
adalah pendukung kuat dari “manajemen dengan berkeliling”.
Mencapai
efisiensi yang tinggi biasanya lebih penting pada perusahaan kecil ketimbang
perusahaan besar, dengan alasan yang sederhana bahwa organisasi besar mempunyai
lebih banyak slack resources yaitu bertindak sebagai peredam untuk mengurangi
dampak dari kesalahan. Fakta bahwa organisasi kecil mempunyai toleransi yang
lebih sedikit terhadap ketidak efisienan dibandingkan perusahaan besar yang
sudah mantap, menyebabkan perusahaan kecil lebih menekankan lagi akan
pentingnya pemilihan desain structural yang tepat.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Besaran
organisasi didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan pegawai. Argumentasi yang
kuat mengemukakan bahwa besaran adalah determinan utama dari struktur, tetapi
argumentasi ini tidak sepi dari kritik.
Sebuah
peninjaun kembali dari bukti yang ada menunjukkan bahwa besaran mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap diferensiasi vertikal. Dampak besaran terhadap
diferensiasi spatial tidak jelas. Peningkatan formalisasi tampaknya berhubungan
erat dengan peningkatan besaran organisasi.
Kajian
mengenai hubungan antara besaran organisasi dan komponen administrasi adalah
yang paling banyak dilakukan dibandingkan aspek-aspek structural organisasi
yang mana saja. Komponen administrasi didefinisikan sebagai semua pegawai dalam
sebuah organisasi yang melakukan kegiatan pendukung.
Tinjauan
literatur pada konklusi bahwa hubungan antara besaran dan komponen
administratif adalah curvelinear dan bahwa selain besaran, factor lainnya jenis
organisasi, lingkungan, dan teknologi, kompleksitas, dan apakah organisasi
tersebut sedang tumbuh atau sedang mundur mempengaruhi komponen administratif.
Perusahaan
kecil menghadapi masalah yang berbeda dan mempunyai prioritas yang berbeda
dalam hubungannya dengan peranan konsep teori organisasi. Selain adanya fakta
bahwa perusahaan kecil mempunyai karakter teori organisasi yang berbeda,
manajer mereka mempunyai pilihan structural yang lebih terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar